Oknum Polisi Polres Bima Hajar Wartawan Hingga Buang Kartu Pers

Kabupaten Bima,KabaroposisiNTB.Com–Miris, Gara gara ditanya aturan Razia oleh salah satu wartawan, Oknum anggota lantas polres Panda kabupaten Bima nekat memukul dan membuang identitas pers wartawan Voicemuslim.com. Peristiwa naas ini menimpa Irfan, M.pD, pada saat razia di pertigaan depan polres Panda, pada  Hari Sabtu (8/5).

Peristiwa naas ini terjadi,saat Irfan melakukan peliputan di Sape. Diduga Pelakunya Kanit Polantas Polres bernama Agus.

Irfan, M.Pd menyampaikan, peristiwa  (Kejadian) terjadi sekitar pukul 12.30, berawal dari ketika Irfan bertanya terkait dengan kelengkapan atribut razia seperti plan tanda informasi Kepolisian melakukan razia dan juga surat izin untuk turun melakukan razia," ungkapnya.

"Pihak kepolisian oknum bernama Agus selaku Kanit Polantas justru enggan menjawab ketika Irfan memintai keterangan perihal razia tersebut," katanya.

Sambung Irfan, bukan Jawaban baik malah ditanya balik oleh Agus apa hak anda ingin menanyakan kelengkapan atribut razia, dengan nada yang keras ada saat itu," cerita wartawan Voicemuslim. 

''Disisi lain, jelas Irfan selaku wartawan yang di jamin oleh UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers, disebutkan tugasnya menyampaikan informasi yang berkaitan dengan publik," tambahnya.

Akibat dari adu mulut itu terjadilah pemukulan oleh Agus terhadap Irfan sehingga Irfan mengalami luka memar di wajah dan bajunya sampai robek karena di tarik oleh Polisi.

Hal ini juga dibenarkan,Taufik (30) tahun, bahwa ia membenarkan adanya pemukulan oleh anggota lantas yang bernama Agus terhadap saudara irfan," saksi mata.

“Pemukulan itu terjadi berkali-kali terhadap Irfan sambil ditarik oleh beberapa oknum Polisi untuk di bawah ke kantor Polisi Panda Kabupaten Bima,” terang Taufik.

Irfan membeberkan semua apa yang disebabkan terjadi penganiyaan terhadap dirinya oleh oknum Polantas Polres Panda Kabupaten Bima.

“Awalnya saya dari Dompu menuju Sape pakai mobil, di pertigaan depan Polres Panda ada razia, saya menyerahkan STNK Mobil dan tandantangan surat tilang, lalu kemudian saya tanya ke Pak polisinya, mana plan informasi razia serta surat-suratnya, eh pak polisinya enggan jawab, justru malah bentak saya ‘apa hak anda ingin menanyakan kelengkapan atribut razia’, dengan nada yang keras.

“Akhirnya terjadilah percecokan hingga akhirnya saya dipukul berkali-kali.

“Saya dipukul dibagian pinggang, dagu berkali-kali dan saya ditarik ke dalam kantor Polisi.

“Saya tanya sama Polisi, saya ini wartawan pak, dan mana atribut serta kelengkapan atas razia ini, Polisi malah nggak percaya saya sebagai wartawan kendati saya tunjuk kartu pers saya, malah dibuang.(KO.O1)

No comments

Powered by Blogger.