Aparatur Desa Sanolo Akui Potong Anggaran Bantuan BPBD, Tapi Untuk Beli Kursi Persatuan

BPD Desa Sanolo Isnaeni Daulat dan Kaur Desa Jufrin.Foto:RED.

BIMA,KabaroposisiNTB.Com--Aparatur Desa Sanolo Kecamatan Bolo, Bima, Jufrin mengakui terkait adanya pemotongan bantuan tanggap darurat bersumber dari BPBD sebesar Rp. 50 ribu hingga Rp. 100 ribu. Namun hal itu berdasarkan kesepakatan dengan unsur lain dan penggunaan dana yang dipotong untuk membeli kursi persatuan.

“Betul ada pemotongan bantuan dari BPBD, tapi untuk beli kursi persatuan untuk digunakan pada saat kegiatan kemasyarakatan, seperti mbolo umum dan lain – lain,” ujar Jufrin saat dikonfirmasi di Sanolo, Ahad (5/9/2021).

BACA JUGA: Diduga Aparatur Desa Dan Ketua BPD Sunat Anggaran Bantuan BPBD

Kata Jufrin, sekitar pukul 17.50 Wita ditelpon oleh Kades Sanolo untuk membagikan bantuan bersumber dari BPBD untuk warga yang terdampak musibah banjir beberapa bulan lalu. Saat itu, Kades sarankan untuk koordinasi dengan Ketua BPD dan harus membagikan sesuai peruntukan.

“Saat pembagian bantuan tersebut ada warga yang ikhlas dipotong haknya dengan alasan untuk beli kursi. Dan pemotongan berfariatif, yakni ada yang Rp. 50 ribu hingga Rp. 100 ribu,” terang Jufrin.

Diakui Jufrin, saat pembagian sempat diarahkan oleh Ketua BPD untuk potong masing – masing Rp. 100 ribu karena sudah kesepakatan dengan semua penerima manfaat. Namun saya tidak terima dan menunggu pemberian ikhlas dari penerima manfaat saja.

“Usai penyaluran bantuan, saya terima uang Rp. 1 juta dari Ketua BPD, keesokan hari langsung gunakan uang itu untuk beli kursi persatuan. Saksi yang ikut ke toko salah satu Ketua RT,” bebernya.

Ditanya soal berapa total uang hasil pemotongan, saya tidak tahu menahu. Karena saya hanya terima uang pemotongan dari Ketua BPD sebesar Rp. 1 juta. 

“Soal kenapa bantuan disalurkan pada malam hari, itu sesuai perintah Kades karena bantuan tersebut merupakan amanah yang harus diselesaikan,” ungkap Jufri.

Anggota BPD Sanolo, Isnaini Daulat, SH membenarkan ada pemotongan bantuan bersumber dari BPBD itu berdasarkan informasi berkembang. Menindaklanjuti hal itu, keesokan hari datang ke kantor desa untuk melakukan klarifikasi.

“Mendapat laporan dari masyarakat terkait masalah tersebut, keesokan hari langsung ke kantor desa,” ucapnya.

Lanjutnya, tidak ada niat saya untuk menjatuhkan siapa pun, justeru mencari solusi supaya masalah tersebut diselesaikan dengan baik.

“Sebagai BPD hanya tanggap dengan peristiwa yang terjadi di lapangan, selanjutnya berupaya menyelesaikannya, itu saja,” aku Isnaini.

Terkait masalah tersebut, Kepala Desa (Kades) Sanolo dan Ketua BPD setempat belum dapat dikonfirmasi. Dan tetap diupayakan untuk dihubungi sekaligus dimintai keterangan.(RED)

No comments

Powered by Blogger.