Penyelenggara Gubernur Cup Akan Diperiksa Polisi, Sirajudin: Gubernur NTB Harus Diperiksa Juga

MATARAM,KabaroposisiNTB.Com--Turmanen Sepakbola Gubernur Cup yang diselenggarakan ditengah kondisi Covid-19 atau dengan sebutan barunya Unicron di Lapangan Semangka Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat menuai Sorotan masyarakat dan berujung pada pemeriksaan polisi. 

Dikutip dari pres release Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol. Artanto  Ahad (20/2/2022), mengungkapkan bahwa Polres Bima Kota segera akan melakukan pemanggilan, kepada Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (ASKAB PSSI), selaku pihak penyelenggara Turnamen Gubernur Cup 2022. Namun, anehnya Gubernur NTB pasca final Gubernur Cup tersebut tidak dilakukan pemanggilan oleh pihak Kepolisian, ucap Sirajudin, S. IP. Kepada media ini, Senin (21/02). 

Lelaki yang akrab disapa Dae Siras ini mengutarakan kritikannya terhadap Gubernur Nusa Tenggara Barat yang tidak dipanggil atau tidak diperiksa oleh kepolisian, sedangkan kegiatan turnamen sepakbola tersebut memakai label Gubernur Cup, seharusnya teman-teman APH terlebih dahulu memanggil Gubernur NTB terkait insiden kerumunan di lapangan semangka Kecamatan Sape tersebut, baru memanggil pihak penyelenggara, tuturnya. 

Sirajudin, S. IP. menilai pemeriksaan terhadap penyelenggara Gubernur Cup tidak menunjukkan sisi keadilan dalam penegakkan hukum di Nusa Tenggara Barat ini, seharusnya APH terlebih dahulu memeriksa Gubernur NTB, Gubernur Cup tersebut diselenggarakan atas izin dari pemerintah Provinsi dalam hal Gubernur NTB. Jadi, jangan hanya para penyelenggara yang di periksa atau dikucilkan dalam dugaan melanggar protokol kesehatan tersebut, katanya. 

"Saya sebagai pendukung setia Presiden Jokowi menginginkan penegakkan hukum di Nusa Tenggara Barat ini harus ditegakkan seadil-adilnya, APH harus segera panggil juga Gubernur NTB, karena diduga kuat dalang dibalik terjadinya kerumunan di laga final Gubernur Cup di lapangan semangka Kecamatan sape tersebut", imbuhnya. 

Di laga final Gubernur Cup tersebut hanya vaksinasi saja yang digencarkan, tapi protokol kesehatan diabaikan bahkan tidak diterapkan sama sekali, kalau masyarakat wajar berbondong-bondong datang menyaksikan laga final tersebut, karena dua suporter tersebut menginginkan kemenangan klubnya. Yang seharusnya pemerintah Provinsi selaku yang memberikan izin penyelenggaraan turnamen sepakbola Gubernur Cup tersebut seharusnya menerapkan protokol kesehatan dengan membatasi jumlah tiket, jelasnya. 

"Insiden kerumunan pasca final Gubernur Cup akan tersebut saya suarakan, bahkan saya akan bersurat secara resmi ke Presiden Jokowi, agar keadilan di Provinsi Nusa Tenggara Barat terus tumbuh", pungkasnya.(KO.O2)

No comments

Powered by Blogger.