DPRD Provinsi NTB Terima Kunjungan DPRD Provinsi Aceh, ini Pembahasannya

Keterangan Foto: Saat Pertemuan DPRD Provinsi NTB dengan DPRD Provinsi Aceh.

Mataram,KabaroposisiNTB.Com--DPRD Provinsi Nusantara Tenggara Barat (NTB) menggelar rapat dengan DPRD provinsi Aceh, dalam rangka pansus bahasa Qanun daerah Aceh. Pertemuan tersebut berlangsung di ruangan rapat Pleno Kantor DPRD Provinsi NTB. Jum'at, (01/04)

Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB,  Mori Hanafi menyampaikan, Kedatangan DPRD Provinsi Ace terkait Pansus Bahasa Qanun di Aceh karena di provinsi NTB kita disini sudah memiliki Peraturan Daerah (Perdana).

"Intinya mereka mau ke depankan bahasa daerahnya, problem mereka juga adalah ada 11 bahasa daerah Aceh," ungkapan Mori Hanafi saat diwawancarai Awak Media.

Sambung Wakil Ketua DPRD NTB, sekarang mereka mencari rumusan akankah mereka untuk menyatukan habasa tersebut, terus kami menyatakan bahwa susah, kita prakteknya disini ada 3 suku bahasa yakni, bahasa Mbojo, Samawa, dan Sasak, itu kita satukan susah menyatukannya, kita juga dipertayakan apakah kita ini ada pengajar khusus yang mengarahkan bahasa, tadi kita sampaikan secara khusus tidak ada, tetapi secara alami setiap hari Sabtu bahasa-bahasa daerah.

"Kalau di Lombok bahasa Sasak, di Sumbawa bahasa Samawa, di Bima bahasa Mbojo," terang Wakil Ketua DPRD NTB.

Sementara, Ketua Komisi DPRD Provinsi Ace dari Fraksi PKS mengatakan, agenda utama silahturahmi ke DPRD NTB dalam rangka mendapatkan informasi dan masukan terhadap kita di Aceh  sedang membahas rancangan qanun, kalau di Ace namanya habasa Qanun, kalau di daerah lain namanya Perda dalam proses qanun habasa, bagaimana penempatan bahasa di NTB sudah dilakukan pada tahun 2020 dengan Perda.

"Ada persamaan bahasa di NTB dengan Aceh banyak bahasa-bahasa daerah lain, sehingga ini kami perlu belajar di Aceh kita sering  bahasa-bahasa Aceh terutama dan ada bahasa-bahasa lain perlu dipersatukan dengan ciptakan hal yang baik dalam proses Qanun tersebut," ucapnya.

"Rencananya juga kita akan menambahkan dalam kurikulum kita di Aceh menjadi bahasa itu ada pelajaran khusus yang harus diterapkan untuk anak-anak mulai tingkat Sekolah Dasar sampai menengah atas," terangnya.

Ditambahkannya, kalau guru kita berkerjasama dengan universitas di Aceh supaya ada prodi bahasa hingga melahirkan guru-guru bahasa supaya pembiayaannya kita lihat, apakah bisa anggaran pusat kalau tidak ada mungkin anggaran daerah Aceh," tutupnya.(Adi Alfaisal)

No comments

Powered by Blogger.