HMS Genjot Semangat Peserta Bimtek Ekspor Komoditas Vanili
BIMA,KabaroposisiNTB.Com---Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa H.Muhammad Syafrudin,ST,.MM akrab disapa HMS yang di kenal Humanis dan Peduli terus meningkatkan pengabdian kepada masyarakat se-Pulau Sumbawa.
Melalui koordinasi dengan pemerintah pusat, Sosok Anggota DPR RI yang humoris dan humanis ini memberikan pembekalan Bimbingan Teknis (Bimtek) Ekspor Komoditas Vanili Kabupaten Bima, dalam rangka mendukung gerakan tiga kali lipat Ekspor(Gratieks) bertempat di Hotel Marina Inn Kabupaten Bima pada (11/6/22).
Turut hadir pada kesempatan itu, Anggota Komisi IV DPR RI H. Muhammad Syafrudin, ST, MM, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram drh. Arinaung, M.Si,Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima Ir. Hj. Nurma, M.Si, Balai Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan Ir. Komang Marta Aryana, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB Baiq Tri Ratma Erawati, Eksportir Vanili UD. Rempah Organik Lombok Bapak Mohir. Serta dihadiri oleh pelaku usaha/petani, penyuluh pertanian di kabupaten Bima, dan perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bima sebanyak 45 orang. Petani Vanili yang mengikuti kegiatan berasal dari Kecamatan Parado, Tambora, Wawo, Donggo, dan Lambitu.
Sementara Dalam Bimtek Ekspor Komoditas Vanili Kabupaten Bima hadir sebagai narasumber utama anggota Komisi IV DPR RI H.Muhammad Syafrudin,ST.,MM. Kepala Balai Karantina Pertanian kelas 1 mataram Drh.Arinaung,M.Si.Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB.Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB.Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB. Mohir Ekspotir Vanili NTB.
Kepala Balai karantina pertanian kelas 1 mataram Drh.Arinaung,M.Si dalam sambutannya menyampaikan,sangat mendukung gerakan 3 kali lipat ekspor (Gratieks) walaupun saat ini nilai ekspor vanili di kabupaten bima masih rendah seperti tahun 2020 nilai ekspor 1,5 Ton/tahun, tahun 2021 meningkat 3 ton/tahun dan di tahun 2022 ini dimaksimalkan untuk mengespor 6 ton begitu pun tahun berikutnya akan meningkat, pada bimtek ini mengoptimalkan peran petani untuk meningkatkan komoditas dengan terus mempelajari cara budidaya vanili secara organik.
Pada bimtek ini pesertanya berasal dari 4 kecamatan sebagai berikut,Kecamatan tambora, Kecamatan donggo, Kecamatan parado dan Kecamatan wawo karna di empat wilayah itu merupakan daerah budidaya vanili karna pesertanya rata-rata menanam vanili.
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PAN H.Muhammad Syafrudin,ST,.MM dalam sambutannya sangat mendukung dan mendorong agar masyarakat petani vanili bisa menjadikan budidaya vanili sebagai sumber penghasilan tahunan karna nilai jualnya sangat tinggi, oleh sebab itu pemerintah melalui anggota DPR RI akan terus mendukung masyarakat baik melalui BIMTEK maupun memberikan bantuan alat pertanian.
"Saya mengapresiasi semangat peserta yang hadir mengikuti kegiatan ini, karna proses untuk meningkat kualitas dari komoditas Vanili perlu di pelajari cara menanam, merawat dan pengolahan paska panen dan dikelola secara moderan maka nilai jualnya pun meningkat," Kata HMS Kandidat Doktor Universitas Brawijaya
"Kalau mau melihat Vanili yang berkualitas ada di indonesia, kemudian ada di provinsi NTB dan di kabupaten Bima di Tambora, Wawo, Donggo dan Larado" jelas HMS dengan penuh semangat.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima Ir. Hj. Nurma, M.Si Dalam mendukung komoditas vanili yang siap ekspor di kabupaten Bima diperlukan pembangunan kapasitas kelembagaan petani atau usaha tani yang kuat. Dukungan untuk menyiapkan komoditas vanili di kabupaten Bima agar siap menuju pasar dunia telah mendapat dukungan dari anggota DPR RI Komisi IV Dapil 1 pulau Sumbawa H. Muhammad Syafrudin, ST, MM melalui dukungan anggaran sesuai instansi masing-masing, Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Mataram, Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Sumbawa Besar, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, dan Balai Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan Provinsi NTB. Diharapkan kedepannya petani dapat mengasilkan komoditas vanili yang telah diolah pasca panennya, sehingga memiliki nilai tawar di pasar dunia.(MARLIN)
No comments