Takut Borok Diendus, dan Menyatunya Perlawanan Publik, Situs Media PusaranNTB di Hacker

foto: Joni Junaidi Pimpinan Redaksi Pusaran NTB.

Mataram,KabaroposisiNTB.Com--Munculnya pemberitaan  kasus dugaan korupsi, adanya intrik dan konspirasi lingkaran elit, dan berita panas lainnya kurun waktu dua minggu terakhir, berujung sempat lumpuhnya (tak bisa diakses), situs media online pusaranntb, akibat serangan hacker pada Jumat (12/02/2021). 

Joni Junaidi Pimpinan Redaksi PusaranNTB mengatakan, pembobolan semacam ini biasa terjadi. Cendrung menyasar dan menimpa media yang dianggap kritis dan tajam mengupas sebuah kasus, apalagi jika sudah melirik konspirasi tingkat tinggi, melibatkan orang orang berpengaruh.

Wujud ancaman beraneka ragam, biasanya didahului metode Penggalangan Halus. Seperti, Peretasan situs/websitte milik media tersebut, dengan menggunakan oknum hacker bayaran yang terampil dibidangnya. Agar isi berita tak bisa dibaca atau diakses publik., Pimpinan media atau wartawan yang menulis berita, dilaporkan dan dijerat dengan pasal karet, (UU IT) atau Pasal pencemaran nama baik, Atau mungkin saja, jika ekskalasi pemberitaan dianggap berbahaya,mengancam para oknum elit berpengaruh, metode ekstrim berupa Penggalangan Keras (Kekerasan Fisik/penculikan), dipakai untuk mencabut atau menyudahi potensi ancaman yang ada depan mata.

foto: Sudarsono S.Pd,M.Pd Pimpinan Pusaran NTB.

Pola Bar-Bar ala Yakuza Jepang atau Mavia di Amerika Latin, merupakan Terapi Kejut, peringatan yang dipakai sebagai “Pesan Bersandi”, bagi media kritis lainnya agar tidak melakukan kritikan, jika tak ingin bernasib sama, seperti yang dialami oleh korban pertama, ujar Joni.

“Dalam dunia militer, metode Penggalangan Keras (Penculikan), lazimnya dilakukan oleh operator dari Unit Pasukan  Khusus,  yang terbiasa dan terlatih hal demikian”.Sedangkan metode ekstrim yang dilakukan pihak sipil macam oknum-oknum berpengaruh, yakni menggunakan tangan preman, bandit atau mungkin Dukun Santet dengan  iming iming bayaran menggiurkan, katanya. 

 Kenapa kami memaparkan dengan sedikit ekstrim dengan memakai pendekatan militer, karena pola operasi dengan seluruh instrumen yang dilakukan oleh pihak sipil, nyaris sama dilakukan militer.perbedaannya,hanya pada apa tujuannya, jenis senjata, lawan yang dihadapi dan lokasi front mana.

Upaya sabotase maupun kontra spionase, adalah jalan untuk melakukan penyesatan untuk menggiring, membuyarkan pandangan dan opini publik. Langkah penyamaran (Kamumfase), agar setiap tindak kejahatan yang dilakukan, tak di deteksi oleh radar aparat penegak hukum itu sendiri, jelas mantan aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar ini.

“Tak bisa diaksesnya situs pusaranntb selama sekian jam, yang kemudian tim IT kami mampu memperbaiki dan kembali normal, bukan sebuah hal yang luar biasa, apalagi istimewa”,. Atau ada anggapan yang seolah pernyataan kami lewat media terkait kejadian menimpa, sebagai upaya cari sensasi atau melempar opini. Tak ada niat sedikpun untuk berpikir begituan, tak perlu crew pusaran melakukan langkah murahan dan cengeng macam itu. Kami tak didik untuk culas dan curang, tegasnya.

Justru musibah yang awalnya mendera pusaranNTB, menjadi hikmah besar bagi kami dan bagi seluruh masyarakat NTB. Untuk diambil pelajaran agar lebih peka, serta kritis pada persoalan yang menyangkut kepentingan dan nasib orang banyak. “Adanya serangan, mempertegas keyakinan, akan besarnya potensi kebenaran yang kami beritakan, kata Joni, tokoh muda yang dikenal piawai merancang taktik dan strategi. 

Hal senada di ungkapkan Sudarsono, S.Pd., M.Pd selaku Pimpinan Perusahaan PusaranNTB, menyadari sajian berita pada kurun waktu dua minggu terakhir, dinilainya panas. “Mereka yang memiliki motif  terselubung pasti akan gusar. Oknum oknum yang disinyalir terlibat skandal korupsi sulit tidur, dilanda rasa takut dan cemas, paparnya kepada Redaksi, Kamis (14/02/2021).

Seperti terlihat di jejak pemberitaan pusaranNTB, tulisan yang tayang dua minggu terakhir, oleh beberapa pihak dinilai sangat sensitif, antara lain., berita Soal Sindikat Hitam dalam lingkaran kekuasaan, tengah menjalankan misi mengadu domba gubernur dan wakil gubernur NTB.

Berita berseri dugaan skandal mega korupsi program bantuan JPS Gemilang Pemprov NTB tahun anggaran 2020, untuk disalurkan pada masyarakat terdampak Covid_19. 

Berita soal pemilihan dan uji kelayakan calon Sekda NTB yang terjadi di tahun 2019 lalu. Yang kala itu ekskalasi politiknya begitu terasa panas, dan oleh banyak pihak di sinyalir penuh intrik dan konspirasi.Termasuk dugaan intervensi pemerintah pusat, ditandai bocornya beberapa surat rahasia, yang kala itu menyebar di jejaring media sosial, baik aplikasi Facebook maupun grup Watsaap, papar Sudarsono tokoh muda, yang tengah menempuh pendidikan mengejar gelar Doktor.(Tim)

No comments

Powered by Blogger.