Kadis Disnakertrans NTB: Berkat Pelatihan Produk Olahan UMKM Kita Bisa Merambah Pasar Lebih Luas

Keterangan foto: Kadis Nakertrans NTB Gede Putu Aryadi bersama UMKM, saat Dialog.

MATARAM,KabaroposisiNTB.Com--Para pelaku usaha dan Pekerja di sektor UMKM di Lombok mengakui perlunya pendampingan dan pelatihan peningkatan produtivitas untuk meningkatan kualitas produk dan juga pengembangan bisnis UMKM.

"Berkat pendampingan dan pelatihan kewirausahaan inilah, produk kami mulai dilirik dan bisa merambah pasar yang lebih luas," ujar Sri Sugesti pemilik Gesty Syaffi saat sesi dialog bersama Kadis Nakertrans Provinsi NTB, Gede Putu Aryadi pada acara Pelatihan Peningkatan Produktivitas bagi Pekerja Sektor UMKM, di Aula LPKS Budi Luhur di Kecanatan Batulayar, Lombok Barat, Senin (27/9/2021).

Sri menceritakan perjuangan membangun usaha dari nol yang "jatuh-bangun" karena berbagai kendala. Namun ia mengaku tidak patah semangat. Gesty Syaffi yaitu usaha yang membuat produk herbal (minyak gosok), minyak kelapa murni, susu kuda liar, bawang putih tunggal, black garlic. Pemilik usaha ini adalah Sri Sugesti berasal dari Bima dan sekarang menetap di Lingkar Asri-Labuapi. Sri memulai usaha Gesty Syaffi tahun 2016, tetapi baru daftar di UMKM tahun 2017.

Untuk Gesty Syaffi sendiri memasarkan produknya dengan mengandalkan situs online di Marketplace Facebook. 

Sebelum pandemi, sekitar 5-6 tenaga kerja karena harus stok opname setiap hari. Sayangnya semenjak pandemi covid 2 tahun ini, usahanya benar-benar hancur, omzet pun turun drastis hanya bisa mempekerjakan 2 tenaga kerja.

“Tahun 2017-2018 perminggu bisa Rp. 10 sampai Rp. 15 juta. Ketika gempa 2018, kami vakum beberapa bulan, lalu mulai bangkit perlahan. Omzet kembali memulih di Rp. 5 juta perminggu. Nah saat covid beberapa bulan ini, benar-benar hancur. Naik-turun omzet, sekedar untuk kebutuhan hari-hari saja. Itu pun dari penjualan online dan langganan luar daerah saat kami pameran sebelumnya. Omzet tertinggi kami adalah toko oleh-oleh sebagai jantung kehidupan kami,” ungkap Sri. 

Tak jauh berbeda dengan Gesty, UKM Sasak Maiq yang memulai usaha di Februari 2013, memiliki produk unggulan olahan rumput laut, seperti kopi rumput laut, tortilla rumput laut, rengginang rumput laut, terasi sangrai, dll.

Baiq Siti Surinani pemilik UKM Sasak Maiq, menceritakan bahwa sebelum gempa dan covid mampu memproduksi sekitar 500 bungkus perhari. Beruntungnya karena kualitas produknya yang baik, saat ini Sasak Maiq mendapatkan tawaran kerja sama dari Denpasar dengan kemungkinan produknya akan diekspor. 

“UKM Sasak Maiq sebelum musibah gempa 2018 menghasilkan omzet Rp. 120 juta/bulan dengan tenaga kerja sebanyak 20 orang. Tahun 2020 omset Rp. 50 juta/bulan dengan tenaga kerja sebanyak 12 orang  dan Tahun 2021 tenaga kerja 4 orang dengan omset saat ini hanya Rp. 15 juta/bulan," ujarnya.

Baiq Yuliana Fitri selaku pemilik Difiya Jamur juga mengungkapkan bahwa usaha yang berdiri sejak 2015 dengan produk unggulan hasil olahan jamur hanya mampu meraup omzet Rp. 15 juta/bulan setelah pandemi. Sebelum pandemi, krispy dan kripik jamur telah dipasarkan ke Lottemart. Namun sekarang Lottemart hanya meminta jamur fresh saja dengan minimal permintaan 8 kg/hari. Sementara produk olahan jamur dititip di toko, NTB Mall dan beberapa reseller. "Dinas Perdagangan sudah menawarkan Difiya Jamur untuk memenuhi kebutuhan di hotel-hotel. Jika memang perjanjiannya jelas, kami siap untuk memenuhi kebutuhan tersebut,"ujar Baiq Yuliana.

Sementara itu, Imam pemilik UMKM Banuwara Bersatu mengungkapkan bahwa dengan produk unggulannya Madu Trigona, Madu Cerana, Madu Dorsata dan Bee Bread Juice mampu memroduksi sekitar 25 liter/panen/4 bulan dan meraup omzet rata-rata perbulannya sekitar Rp. 3 juta.

Allaily Zulfa Hidayati pemilik usaha Lumbung Madu Hasanah. Zulfa memulai usaha sejak tahun 2016 dan mendaftarkan menjadi UMKM pada tahun 2019. Lumbung Madu Hasanah memproduksi madu sekitar 700 kg/bulan dengan penjualan sekitar 500 kg/bulan.(RED,KO.O2)

No comments

Powered by Blogger.