Islah Pendiri Lapas Dengan Pegawai Kejati NTB, Juwaedin: Apresiasi Atas Adi Alfaisal

Foto: Juwaedin Selaku Ketua LAPAS NTB.

Mataram,KabaroposisiNTB.Com-- Islah (Perdamaian) Adi Alfaisal selaku Pendiri Lapas NTB dengan Pegawai Kejati NTB atas pemukulan dan pengeroyokannya Jum'at (1/4/22) kemarin, dimana sebelumnya  peristiwa itu menjadi perbintangan publik. Proses perdamaian ini menjadi pro dan kontra pandangan masyarakat baik itu yang ada di NTB maupun di Indonesia seluruhnya. 

Ketua LAPAS NTB, Juwaedin mengatakan dengan adanya insiden ini, kita bisa mengambil hikmahnya dibalik kasus menimpah Adi Alfaisal selaku Pendiri LAPAS NTB," katanya.

"Kita manusia biasa tak lepas dari salah dan kekeliruan, maka dari itu kita saling mengoreksi dalam diri kita untuk menjadi pembelajaran dalam proses kedepan baik itu dalam bertindak dan berbuat," ujar Juwaedin. 

BACA JUGA: Berbagai Pertimbangan, Adi Faisal Sepakat Damai Untuk Kemanusiaan

"Saya mendukung dan apresiasi langkah yang diambil oleh pendiri LAPAS NTB untuk menyelesaikan persoalan ini dengan Langkah Damai dengan berbagai pertimbangan, walaupun bagi dia akan banyak hujatan dan cemohan atas keputusannya," ungkapan Ketua LAPAS NTB saat di wawancarai pada, Senin (4/4/22).

Sambung Ketua LAPAS NTB, tak lupa juga saya mengapresiasi kepada seluruh penggiat medsos atas solidaritas serta suport terkait kasus pengeroyokan terhadap pucuk pimpinan LAPAS NTB dan kami sebagai keluarga besar yang ada di LAPAS NTB, mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada semua pihak.

"Perdamaian Kasus ini, merupakan hasil dari pertimbangan kemanusiaan yang lahir nurani Internal Lembaga, lebih-lebih kepada kepribadian Kakaknda Adi Alfaisal,"terang Juwaedin.

Lebih lanjut Juwaedin, Kami meminta maaf kepada semua pihak, apabila terdapat kesalahan dan kekurangan kami dalam menyelesaikan kasus ini, yakni langkah damai ini, sekali kami sampaikan permohonan maaf yang mendalam.

"Saya mewakili Keluarga besar LAPAS NTB, kami tidak bisa membatasi pandangan publik baik, di Media massa maupun media sosial, itu sah-sah saja karena itu merupakan keperdulian dan solidaritas kemanusiaan," ucap Juwaedin.

Ditambahkannya, dirinya berharap, Semoga kejadian kemarin tidak terulang kembali untuk di kemudian hari dan jadi kasus menjadi pembelajaran terbesar dalam hidup ini. Mari kita tingkatkan keimanan untuk bersabar serta bijaksana dalam menghadapi setiap semua persoalan atau masalahan.

"Semoga tetap terjalin silaturahmi dengan baik tanpa membedakan warna demi terciptanya kehidupan yang harmonis," harap Juwaedin.(RED)

No comments

Powered by Blogger.