Imam: Koalisi “Nggeh” dan “Iyota”

BIMA,KabaroposisiNTB.Com---Nahkoda Pilgub sudah terpilih pada tahun 2017 lalu, dimenangkan oleh pasangan Zul-Rohmi nomor urut tiga. Sementara Resepsi Pilgub akan dilaksanakan tahun 2023 mendatang. Kendati demikian, nama-nama paslon, harapan dan koalisi yang bertarung pada Kontestasi pilgub 2023 mulai diperbincangkan. 

Dua nama perempuan, asal Lombok Timur, Dr. Siti Rohmidjalillah, M.Pd. yang sekarang menjabat sebagai wakil Gubernur NTB dan perempuan asal Dompu yang sedang menahkodai Kab. Bima Hj. Dinda Damanyanti, SE, ternyata diharapkan masyarakat NTB berkoalisi. 


Sitti Rohmidjalillah atau biasa disapa Umi Rohmi dan Hj. Dinda Damayanti atau biasa Umi Dinda adalah dua figur perempuan dimiliki Nusa Tenggara Barat yang mewiliki semboyan kecantikan ras yang tak terbantahkan. Dengan DNA Tuan Guru Tampil mewakili indahnya pulau seribu masjid dan Ibu Sultan Bima mewakili uniknya kesahajaan Dou Mbojo.

Dua perempuan yang diusungkan untuk berkoalisi dengan slogan “Nggeh” dan “Iyota” ini dipastikan akan mengubah iklim politik dan memajukan NTB. Karena hadir sebagai mahluk yang memiliki Kedahsyatan kasih sayang dan kebesaran cinta 


Di NTB, persepsi dan asumsi tentang ketidakmampuan seorang perempuan mengakar. Karena eksistensinya perempuan adalah kaum yang lemah, tapi disisi lain, perempuan memiliki kasih dan sayang yang amat dalam yang hanya sedikit dimiliki oleh laki-laki. Itu menjadi bekal dan modal untuk memformulasikan taktik perempuan dalam memimpin suatu daerah. Maka untuk meridhoi keluhuran sebagian dukungan masyarakat NTB, dekatinya adalah konsep Ekofeminisme (1974 M) dan egalitarianisme (1964 M)

Konsep egalitarianisme adalah tawaran logis yang keluar dari sabda Reiner Forts (1964 M), yang menghendaki bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dalam politik, mereka harus dibiarkan untuk tumbuh dengan ekspresi bawaan. Tentang Ekofeminisme dari Francoise Ebonna dan Vandana Shifa (1974 M) yaitu perempuan dan lingkungan, dalam hemat mereka bahwa perempuan dan lingkungan merupakan satu hal yang tak bisa dipisahkan, perempuan bisa hadir sebagai mahluk yang setia merawat keindahan lingkungan. Inilah sisi hebat dalam mazhab perempuan kelahiran India tersebut. 

Begitu pula dalam delik sejarah, bahwa perempuan telah hadir dalam keberlangsungan suatu masa. Pengajawantahan itu bisa dengan studi kasus bahwa bagaimana Negara Singapura maju dibawah kendali Halimah Yakob, seorang perempuan hadir dengan pribadi yang murah senyum dan penuh kasih. Ia rawat hutannya, lingkungannya, pendidikannya, dll. Hingga rakyat Singapura mengakui sisi lain dari seorang perempuan, walaupun pada awalnya Halimah Yakob tidak mendapat ridho politik karena Jenis kelamin. 

Poin nikmatnya, Amanat Egalitarianisme dan ekofeminisme haruslah menjadi mazhab hidup bagi masyarakat NTB untuk membersamai dua perempuan yang ingin membangun, merawat, menyeselsaikan problem hutan di NTB. Meridoi dua representasi kaum hawa, dengan koalisi “Nggeh” dan “Iyota” merupakan awal mula kecantikan dan kedewasaan Politik bersama. Yang sejelasnya perempuan memiliki taktik lain yang bisa mengantarkan masa depan NTB yang lebih Gemilang. 

“Setiap anak yang keluar dari perut ibu, pasti menangis, karena tidak rela berpisah dengan kenyamanan dan keadilan kasih”. Hakikat Perempuan.(AKBAR)

No comments

Powered by Blogger.