Wujud Nyata Bangun Kota Bima, HMS Hadir Disosialisasi Program Kampung Iklim
Foto: Saat HMS hadir disosialisasi Kampung Iklim Kota Bima
KOTA BIMA, KabaroposisiNTB. COM_ Anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraksi PAN Daerah Pemilihan NTB I Pulau Sumbawa Dr.H.Muhammad Syafrudin ST.MM akrab disapa HMS terus berjuang membangun kota Bima selama ini.
Beberapa waktu lalu, HMS membuka acara Peningkatan kapasitas Program kampung iklim melalui bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dilaksanakan beberapa waktu lalu, bertempat di Gedung Serbaguna SMKPP Negeri Kota Bima.
Sementara itu, Jakaria staf Dr.H.Muhammad Syafrudin ST.MM menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan atas peran serta Pemerintah, anggota Dewan dan Masyarakat/petani terus di jaga dalam mendukung kelestarian hutan, hal ini menjadi prioritas sosok sederhana dan humoris yang maju di pilkada kota Bima tahun ini.
Disisi lain, HMS hadir untuk terus mengingatkan kepada petani untuk menjaga serta melestarikan hutan sebagai sumber energi untuk keberlangsungan hidup kedepan. Sementara sebagai bukti keseriusan HMS tiap tahun terus memberikan bantuan Bibit produktif seperti klengkeng, durian, alpukat, Nangka dan rambutan selain untuk melestarikan hutan bermanfaat juga untuk menambah pundi-pundi rupiah bagi petani hutan, ”tutur Jakaria (5/8/24).
Jakaria menjelaskan, persoalan perubahan iklim sudah menjadi fenomena lingkungan yang nyata dan diakui sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan manusia.
Untuk diketahui oleh kita semua adapun Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Kelompok Kerja-1 yang diluncurkan pada bulan September 2013 terkait dengan penyusunan Assesment Report ke-5 (AR5), menyebutkan bahwa kenaikan suhu permukaan bumi di wilayah Asia Tenggara pada abad ini berkisar antara 0,4 oC-1oC dan diperkirakan akan terus meningkat antara 1,5 oC-2 oC pada periode 30 tahun mendatang.
”Perubahan suhu yang terjadi saat ini diyakini sebagai akibat terjadinya akumulasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Berbagai kegiatan manusia dalam pembangunan menyebabkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer semakin bertambah, termasuk penggunaan bahan bakar fosil, proses penguraian sampah dan limbah, penggunaan pupuk kimia serta pembakaran jerami. Keberadaan GRK di atmosfer menyebabkan radiasi gelombang panjang sinar matahari terperangkap sehingga suhu bumi menjadi naik dan mengakibatkan perubahan iklim. Peningkatan GRK di atmosfer diperparah oleh berkurangnya luas hutan atau deforestasi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap CO2.” terangnya
Ia menuturkan, kenaikan suhu bumi meningkatkan ancaman terhadap risiko terjadinya bencana terkait iklim seperti banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, keragaman hayati, kenaikan muka air laut serta kesehatan manusia. Perubahan iklim merupakan sebuah realitas yang telah dirasakan secara luas di berbagai belahan dunia, sehingga diperlukan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta upaya pengurangan emisi GRK sebagai komponen yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan.
” ProKlim dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah minimal setingkat Dusun/Dukuh/RW dan maksimal setingkat Desa/Kelurahan atau yang dipersamakan dengan itu.” ujarnya
Adapun dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di lokasi ProKlim dapat berupa:
* pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor;
* peningkatan ketahanan pangan;
* pengendalian penyakit terkait iklim;
* penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi.
* pengelolaan sampah,limbah padat dan cair;
* pengolahan dan pemanfaatan air limbah;
* penggunaan energi baru terbarukan, konservasi dan penghematan energi;
* budidaya pertanian;
* peningkatan tutupan vegetasi; dan
* pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Perlu diketahui dalam kegiatan sosialisasi program kampung iklim hadir Dr. H. Muhammad Syafrudin,ST., MM, Narasumber Kabid PPKLH Bapak Imam Ardi Susanto, S.STP.,M.AP dan Iskandar Masjrun, ST. Juga di hadiri dari beberapa kelurahan diantaranya Kelurahan Dodu, Kelurahan Oimbo, Kelurahan Ntobo, Kelurahan Penaraga, Kelurahan Penatoi, Kelurahan Dara, Kelurahan Paruga dan Kelurahan Jatibaru Timur beserta Ketua kelompok Program kampung iklim masing-masing dari berbagai kelurahan dan Komunitas Pencinta alam yang ada di Kota Bima.(RED)
No comments