Sambut Tahun Baru 2021, PCNU Kabupaten Bima dan Banom Gelar Istighosah dan Doa Bersama

foto: Kegiatan Menyambut Malam Tahun Baru PCNU Kabupaten Bima, di Kecamatan Sape Kamis Malam, Mesjid Al- Munawarah. Photo: RED.

Bima,KabaroposiNTB.Com--Memasuki tahun baru 2021 PCNU Kabupaten Bima bersama Organisasi Badan Otonom menggelar Istigosah dan Doa Bersama secara serentak dibeberapa wilayah Kecamatan pada malam jelang pergantian tahun baru 2021 Kamis Malam, (31/12/2020).

Ketua PCNU Kabupaten Bima, Drs.H A Munir, mengatakan Acara tersebut diselenggarakan oleh PCNU Kabupaten Bima bersama gabungan Badan Otonom, Lembaga/Lajnah, di bawah naungan Pengurus Cabang NU Kabupaten Bima. Tak hanya itu, Badan Otonom PCNU Kabupaten Bima juga menggandeng beberapa lembaga dan instansi Pemerintah ditingkat Kecamatan (MUSPIKA) seperti Camat, PHBI, KUA, serta Perguruan Tinggi.

“Penyelenggaraan tersebar dibeberapa titik Kecamatan penyelenggaraan antara lain di Kecamatan Sape berlokasi di Masjid Besar Al-Munawarah, Kecamatan Ambalawi berlokasi di GSG Desa Tolowata, Kecamatan Belo berlokasi di Masjid Al Khair Desa Cenggu, Kecamatan Lambu berlokasi di Masjid Ar-rahman Desa Rato, dan di Sekretariat GP Ansor Kabupaten Bima Kecamatan Palibelo,” Katanya Kamis (30/12).

Menurut H Munir Istigosah dimaksudkan memohon sesuatu pertolongan dari Allah SWT meminta perlindungan sebelum datangnya bencana dan meminta dihilangkan bencana. NU berharap pasca pilkada masyarakat tidak pecah, kembali bersatu menjaga kondusifitas, menjaga harmonisasi, serta bersama membangun Daerah. Menurutnya Demokrasi sebagai sistem untuk mewujudkan kesejahteraan, harus dihormati pilihan politik antar warga serta menghormati seluruh proses demokrasi yang telah berjalan. 

“Pilkada telah berlalu mari kembali kita mengencangkan ikatan tali persaudaran sesama umat Islam (ukhuwwah lstamiyyah}, sesama warga bangsa (ukhuwwah wathaniyyah), dan sesama warga dunia sebagai sesama manusia (ukhuwwah insaniyyah). Secara nasional pada tahun 2020 ini, kita masih menyaksikan intoleransi yang masih merebak, bahkan cenderung meningkat. NU mengingatkan semua pihak agar kembali kepada jati diri bangsa yang menghargai kemajemukan, pluralitas, serta heterogenitas yang dirumuskan dalam sebuah konsensus agung bemama Pancasila yang dibangun di atas bingkai Bhineka Tunggal lka. Perbedaan harus menjadi energi untuk memproduksi kekuatan kolektif sebagai sebuah bangsa, bukan dijadikan sebagai benih untuk menumbuhkan perpecahan. Kebinekaan harus menjadi kekuatan bangsa. Kebinekaan tidak boleh menjadi anasir destruktif yang memberi konstribusi bagi rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa,” terangnya. 

"Marilah kita tebarkan semangat “bersaudara” antarsesama manusia untuk mewujudkan kehidupan yang semakin baik, indah, adil, dan maslahah. Hadis Nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim mengatakan,“Tidaklah beriman seseorang dari kamu sehingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” Kata “saudara” dalam hadis di atas bukanlah sekadar sesama Muslim, melainkan sesama umat manusia," pungkasnya.

Pelaksanaan kegiatan tersebut dipastikan memperketat protokol kesehatan dengan mamakai masker, menjaga jarak, dan menyediakan tempat mencuci tangan.(KO.O1,RED)

No comments

Powered by Blogger.