Diduga Ada Main Mata, Penjaringan Kadus Berakhir Dengan Penyegelan Kantor Desa Nata

foto: Aksi penyegelan Kantor Desa Nata Kecamatan Palibelo, (28/05/20).
Bima,KABAROPOSISI.Com--Diduga ada main mata dengan Soal dan kunci jawaban, pasca penjaringan Kepala Dusun Desa Nata yang dilaksanakan oleh Panitia, kedua peserta dari seleksi tinggalan test, kembali lakukan penyegelan kantor desa. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (28/05/20) di Desa Nata kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima,Provinsi NTB. Hal ini dibenarkan oleh salah satu peserta Rafidin, pada media ini. 

"Dirinya menduga ada indikasi permainan yang dilakukan oleh panitia untuk meloloskan salah satu calon dengan adanya bocoran soal dan kunci jawaban. Mereka bahkan melakukan protes sebelum mengerjakan lembaran soal, namun karena tidak puasa dengan jawaban pantia mereka meninggalkan ruangan seleksi bersama Agus Salim Fuadin, S.Pd, sementara peserta  yang tetap ikut tes adalah Arifin," tegas Rafidin.

Sambungnya, Anehnya lagi meski ada aksi protes dan aksi meninggalkan ruangan seleksi, namun oleh pantia tetap melanjutkan proses yang hanya dikuti oleh satu orang peserta hingga selesai," Itukan Lucu papar Rafidin.

"Kesal dengan panitia yang tetap ngotot melaksanakan seleksi tanpa ada solusi terhadap aksi protes mereka, kedua calon peserta ini langsung melakukan aksi  penyegelan kantor desa bersama beberapa orang warga lain," terangnya.

Hal yang sama diakui Agus Salim Fuadin S.Pd, bahwa diduga kuat ada indikasi permainan dibalik seleksi kepala dusun ini. Dia bersama Rafidin sepakat keluar, anehnya kok masih ada satu peserta tetap ikut seleksi," ada apa dan kenapa," heran Agus Salim salah satu peserta lainnya.

Kondisi ini semakin memperkuat dugaan kami, pasalnya terhadap aksi protes yang dilakukan oleh kami selaku peserta  terkait adanya indikasi kecurangan disikapi dan diberikan solusi, misalnya dengan pembuatan ulang soal dan lainnya, bukan malah melanjutkan seleksi dengan satu orang peserta apalagi ini ada indikasi kecurangan,” kata Agus Salim.

“Seleksi ini harus dilakukan ulang dan dilaksanakan secara  transparan dengan pengawasan dari pihak-pihak yang ditunjuk, panitia dan pemerintah harus mencegah gesekan antara masyarakat apalagi ini di tengah pandemi virus corona,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan pihak kepala desa dan panitia tak bisa dikonfirmasi oleh awak media ini.(KO1)

No comments

Powered by Blogger.