Survei IDM :Faktor KLB Demokrat Buat Amblas Suara Demokrat , Tingkat Kepercayaan Publik pada Jokowi Tingkatkan Suara PDI Perjuangan dan Golkar

JAKARTA,KabaroposisiNTB.Com--Bersama ini kami kirimkan Siaran Pers Hasil Jajak Pendapat Masyarakat Indonesia Terkait  Asesmen dan  Evaluasi Publik Atas Kinerja Pemerintah Indonesia Menangani Wabah Covid-19  Dari Sisi Ekonomi dan Dinamika Partai Politik.

Direktur Eksekutif Survei IDM Fahmi Hafel, S.Pd, menjelaskan adapun Metodologi yakni 

Variabel-variabel utama dalam penelitian  ini adalah penilaian warga negara atas kinerja pemerintah, kondisi ekonomi nasional dan ekonomi rumah tangga, pengalaman pilihan politik warga negara pada pemilihan presiden 2019, dan sikap partisan mereka. Sebagai evaluasi publik, penelitian ini bersandar pada studi opini publik nasional dengan metode survei. Data yang digunakan adalah data tentang sikap atau opini pada tingkat individual.

Survei dengan metode wawancara lewat telepon dilakukan sebanyak tiga kali dengan jumlah sampel 2180 Warga Negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih jika pemilu digelar hari ini dan  berusia 20-54 tahun di semua kelas sosial ekonomi  ,survei dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia   dengan tingkat kepercayaan 95 % dan Memiliki Margin of error +/- 2,1 %

Bagaimana sampel dipilih? COPS memiliki bank responden yang berjumlah puluhan ribu. Dari bank resonden ini, ternyata 85 % memiliki telepon (kebanyakan telepon seluler). 

Dari bank responden yang punya telepon tersebut, kemudian dipilih secara random sistematik dengan strata menurut populasi provinsi, desa/kota, dan menurut komposisi gender. Responden terpilih dengan karakteristik tersebut kemudian diwawancarai lewat telepon. Untuk membuat sampel tidak bias ke kelompok sosial atas, dilakukan pembobotan menurut pendidikan supaya proporsional menurut populasi pendidikan yang dijadikan dasar bagi proporsi sosial ekonomi Survei pengambilan data dilakukan mulai tanggal 4 Maret – 15 Maret 2021 Wawancara dilakukan oleh pewawancara yang telah dilatih dan disupervisi oleh sejumlah supervisor. 

Kontrol kualitas dilakukan secara acak pada 20% responden yang dipilih dengan kembali mendatangi mereka dalam survei tatap muka dan sebanyak 50% dilakukan cek lewat telepon. Dalam survei lewat telepon, kontrol kualitas dilakukan dengan menelepon kembali sebanyak 50% total responden yang dipilih secara acak. Kontrol kualitas dilakukan oleh tim yang berbeda. Dari hasil control kualitas ini tak ditemukan kesalahan yang berarti.

Temuan Survei : Temuan Dalam studi tentang asesmen publik atas kinerja pemerintah menangani wabah Covid-19, ditanyakan sejumlah pertanyaan kepada warga. Pertanyaan-pertanyaan ini relevan karena banyak opini ahli atau pengamat kesehatan yang dimuat media, sebagaimana telah dikemukakan di bagian pendahuluan tulisan ini, bahwa pemerintah tidak baik dalam menangani pandemi Covid-19. Penilaian seperti ini mungkin juga tumbuh dalam masyarakat luas. Oleh karena itu, warga diperkirakan merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah dan tidak yakin bahwa pemerintah dapat membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini. Apakah penilian massa dalam kenyataanya demikian?

1.Hasil Temuan survei menunjukan bagaimana massyarakat  menilai kenerja pemerintah.Sejauh ini, secara umum dan secara nasional warga menilai positif kerja pemerintah dalam menangani wabah Covid-19. Prosentase penilaian  yang warga berikan untuk menilai kinerja pemerintah adalah  Warga merasa pemerintah telah bersungguh-sungguh, banyak bekerja, dan akhirnya merasa puas dengan kinerjanya dalam menanganai wabah Covid-19 sebanyak 78,9 persen, sedangkan yang tidak puas hanya 17,3 persen dan yang tidak memberikan pendapt 3,8 persen 

2.Sebanyak 81,9 persen Masyarkat  juga percaya bahwa pemerintah bisa membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah tersebut. Sedangkan sebanyak 10,4 persen ragu atau tidak percaya sedangkan sebanyak 4,7 persen tidak memberikan opini Jadi, asumsi bahwa masyarakat secara umum tidak puas dengan kinerja pemerintah dan massa tidak yakin bahwa pemerintah akan mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat Covid-19 ini secara empiris tidak terbukti

3.Asesmen publik atas kondisi ekonomi rumah tangga diukur menggunakan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama, bagaimana ibu/bapak menilai kondisi ekonomi rumah tangga sendiri sekarang ini dibanding sebelum ada wabah Covid-19? Apakah jauh lebih baik, lebih baik, sama saja, lebih buruk, atau jauh lebih buruk?

4.bagaimana ibu/ bapak menilai kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu? Apakah jauh lebih baik, lebih baik, sama saja, lebih buruk, atau jauh lebih buruk?

5.Sebanyak 39,2 persen responden mengaku pendapatannya berkurang hingga 50 persen, sekitar 20,3 persen responden menyatakan tidak mengalami perubahan pendapatan keluarga Sementara, 20.6 persen responden mengalami pendapatan yang berkurang hingga 25 persen, sedangkan 29.9 persen responden kehilangan seluruh pendapatannya.

6.Untuk menambah pendapatan yang berkurang selama pandemi, sebanyak 19,2  persen dari responden mulai berjualan online selama pandemi berlangsung dan bekerja serabutan . Sebanyak 39,2 persen  berharap dapat dari bansos dan  Sebanyak 30,1 persen  persen responden menyatakan tetap bekerja dan berusaha seperti biasa,mengunakan tabungan yang ada 11,5 Persen 

7.Dalam mengatur anggaran pendapatan keluarga di saat Covid 19 agar  kebutuhan keluarga yang dasar tetap dapat terpenuhi maka Untuk anggaran hiburan sebanyak 76,1 persen responden mengurangi atau bahkan menghilangkan seluruh budget mereka untuk hiburan. Dan ada 64,7 persen responden yang mengurangi hampir seluruh budget mereka Untuk belanja iseng, sedangkan ada 24,7 persen yang malah menambah pengeluaran belanja iseng mereka dalam rangka mengatasi kebosanan selama berada di rumah. Sebanyak 53,8 persen responden menyatakan mengurangi setengah atau bahkan seluruh budget mereka untuk jajan, sedangkan 30,8 persen menyatakan budget jajan mereka tidak berbeda atau bahkan malah meningkat selama periode diam di rumah.

8.Faktor  yang diperkirakan memengaruhi penilaian atas kinerja pemerintah adalah pilihan dalam pemilihan presiden 2019. Seperti yang sudah diketahui, pemilih Jokowi sekitar 55% dan sisanya pemilih Prabowo. Apakah pemilih Jokowi positif dalam menilai kinerja pemerintah menangani pandemi Covid-19 di tanah air?

Hal ini terjawab dengan Sikap partisan  Bila pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang ibu/bapak/sdr/i akan dipilih? Dengan Pertanyaan terbuka (top of mind)  maka yang memilih salah satu partai anggota koalisi pendukung pemerintah sekarang 

Pilihan Pertanyaan terbuka (top of mind)

PDI PERJUANGAN 14,70%

GOLKAR 13,90%

GERINDRA 9,20%

PKB 5,90%

NASDEM 5,20%

PPP 3,20%

HANURA 2,90%

PERINDO 2,80%

PSI 2,10%

PBB 1,00%

DEMOKRAT 2,90%

PKS 4,40%

PAN 2,60%

GARUDA 1,00%

BERKARYA 0,30%

Tidak Memilih27,90%

Sikap partisan diperkirakan memengaruhi penilaian atas kinerja pemerintah dalam menangani wabah Covid-19. Dilihat dari intensi memilih partai ketika wawancara, masih sangat banyak yang menjawab “belum tahu”, “rahasia,” atau “tidak tahu.” Jumlahnya sekitar 27,9%. Gabungan antara yang belum menentukan pilihan dengan yang memilih partai di luar anggota koalisi pendukung pemerintah sekarang (Demokrat, PKS, PAN, Garuda, dan Berkarya) sekitar 39,1%. Dengan kata lain, mayoritas warga memilih salah satu dari partai anggota koalisi pendukung pemerintah sekarang

9.Sikap Partisan Hasilnya, ketika diajukan pertanyaan tertutup yaitu dengan mengajukan nama-nama partai politik peserta Pemilu 2019,dengan pertanyaan tertutup  Bila pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang ibu/bapak/sdr/i akan dipilih? Hasilnya sebanyak 17,1 %  memilih PDI Perjuangan kemudian GOLKAR (16,4%)," GERINDRA (9,9%), PKB membuntuti dengan elektabilitas ( 7,5% ) NASDEM (  6,8% ),PKS ( 5,1 % ), Demokrat (3,6%), PPP  ( 3,1%),PAN (3,1%), HANURA (2,9%),PSI (2,4%),Perindo (1,9 %),PBB (1,6%),GARUDA (1,1%),BERKARYA (0,4%) dan yang belum memilih sebanyak 17,1%

C.Kesimpulan 

1.Semakin positif seorang warga menilai keadaan ekonomi nasional dan rumah tangga, ia akan memberikan penilian yang makin positif atas kinerja pemerintah dalam menangani wabah Covid-19 atau sebaliknya. 

2.Warga yang memilih Jokowi dalam pemilihan presiden terakhir akan memberikan penilaian positif atas kinerja pemerintah dalam menangani wabah Covid-19.

3.Warga yang mendukung partai dalam koalisi partai pendukung pemerintah sekarang memberikan penilaian positif pada kinerja pemerintah dalam menangani masalah Covid-19.

4.Sejauh ini, secara umum dan secara nasional warga menilai positif kerja pemerintah dalam menangani wabah Covid-19

5.Warga juga percaya bahwa pemerintah bisa membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah tersebut. Jadi, asumsi bahwa massa secara umum tidak puas dengan kinerja pemerintah dan massa tidak yakin bahwa pemerintah akan mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat Covid-19 ini secara empiris tidak terbukti.dan berdampak pada tingkat Elektabilitas PDI Perjuangan dan Partai Golkar yang meningkat dibandingkan survei IDM Januari 2021 , PDI Perjuangan 16,7v persen menjadi 17,1 persen sedangkan Partai Golkar dari 16,1 persen menjadi 16,4 persen, begitu juga Partai Gerindra dari 5,2 persen naik menjadi 9,9 persen menduduki urutan ketiga 

Dalam survei IDM dibulan Januari Partai Demokrat berada di peringkat ketiga dengan meraih 11,6 persen harus terjun bebas menjadi hanya menjadi peringkat ke tujuh dengan tingkat elektabilitas 3,6 persen akibat dampak dari KLB Partai Demokrat yang membuat status kepengurusan Partai Demokrat menjadi dualisme dan membuat masyarakat ragu untuk memberikan pilihan.(RED,KO.O1)

No comments

Powered by Blogger.