Selamatkan SDN Inpres Tololara, Syuryadin: Minta Bupati Bima Ganti Kasek
BIMA,KabaroposisiNTB.Com---Prihatin dengan kondisi sekolah SDN Inpres Tololara yang berlokasi di desa Madawau, sejak kehadiran kepala sekolah (Kasek) yang ditempatkan pasca mutasi rotasi Kelapa sekolah oleh Pemerintah kabupaten Bima melalui Dinas Kepemudaan dan olahraga kabupaten Bima saat kemenangan Bupati dan Wakil Bupati Bima (IDP-DAHLAN) periode II. Kondisi sekolah setempat terlihat amburadul dan menyedihkan.
Akibat kondisi ini, Seorang Pemuda asli Desa Madawau dan dulu sekolah tersebut, Syuryadin mengatakan, dulunya SDN Inpres Tololara melahirkan generasi-generasi kreatif, inovasi, dan Cerdas pasca saat saya sekolah tersebut.
Dikatakannya, Dirinya Alumni tahun 2006 dan memiliki rekam jejak yang membawa nama baik sekolah hingga diutus mewakili setiap perlombaan tingkat sekolah," kata Syuryadin disapa Akrab Surya Ghempar.
"Sejak hadirnya kepemimpinan kepala baru belakang ini sekolah tersebut tidak ada perkembangan, baik dalam sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah semakin amburadul hingga siswa dan siswi saat menerima pelajaran sudah tidak nyaman lagi," ungkapnya.
"Kalau ini terus dan terus berlangsung dibiarkan maka akan hancur masa depan generasi bangsa," tegas Surya Ghempar .
Sambung Surya Ghempar, kehadiran kepala yang memimpin sekolah sekarang tidak memiliki ide, gagasan, kreatif, Inovisi dan lain-lainnya. Maju mundurnya sekolah tergantung pemimpin, kalau pemimpin tidak cerdas maka siswa-siswi pun secara otomatis tidak cerdas juga.
"Saya menegaskan kepada dinas Dikbupora kabupaten Bima agar segera menggantikan kepsek SDN Inpres Tololara, karena dinilai tidak mampu menjalankan tugas dan fungsinya," tegas Tokoh Muda Madawau.
Lebih lanjut, sebelumnya saya sudah melakukan diskusi kepada kepala sekolah dan silahkan segera menjemput program-program pendidikan untuk meningkatkan Sarana dan prasarana sekolah agar sekolah ini bisa maju dan melahirkan siswa-siswi yang cerdas. Namun saat itu, "Kepala mengatakan kami tidak bisa apa-apa karena sekolah ini diklaim oknum bahwa tanah dibangun gedung sekolah ini miliknya, hingga sekarang ini kami sulit mendapatkan anggaran pembangunan dan fasilitas sekolah karena dianggap sengketa lahan.
Kemudian saya menjawab pada saat itu kalau sengketa lahan sekolah ini bukan urusan kepala dan Guru disini, dan kalau sengketa lahan sekolah akan urusan dengan pemerintahan dan dinas terkait, yang terpenting bapak dan ibu disini menjalankan kewajiban sebagai pendidik untuk mendidik siswa-siswi.
"Saya menunggu sampai sekarang sekolah tidak ada perkembangan, hingga sekolah begini-begini saja," ceritanya.
Disisi lain, Masyarakat yang ingin mendaftarkan anak-anaknya di SD ragu, akhirnya mereka pun mendaftarkan anaknya di luar Desa Madawau, Inikan salah satu kendala yang harus dipikirkan oleh kepsek dan guru yang mengajar di sekolah setempat.
"Saya mendesak juga Bupati Bima agar segera turun langsung untuk melihat langsung sekolah, dan segera selesaikan atas dugaan sengketa lahan diklaim oleh salah satu oknum, kalau tidak dimana tempat belajar generasi Madawau dan sekolah ini dari jaman tidak bukan sekolah dibagun baru-baru ini," pungkas salah satu mantan aktivis ini.(RED).
No comments